Isnin, 22 Disember 2014

SENJA DI MENTOK

Tags

 

 

SENJA DI MENTOK

 

SAYA membayangkan Bung Karno dan Bung Hatta baru saja habis berdiskusi pada senja itu.Matahari sudah turun ke dalam laut. Seperti biasa, Bung Hatta bergegas mengambil wujud untuk menunaikan solat maghrib.

Sepanjang perjalanan ke Mentok itu, saya membayangkan tokoh-tokoh kemerdekaan itu duduk di atas kursi-kursi yang berderet di aula besar di rumah pengasingan di Bukit Menumbing itu.

Saya terbayang betapa mereka sering berdiskusi mengenai nasib bangsa terjajah. Di depan kamar Bung Karno yang terdiri dari ruang tamu dan ruang kerja dan bilik tidur. Di dalam ruang tamu itu dan ruang kerja itu, masih ada kerusi tamu yang mulai usang. Di tempat inilah para tokoh pejuang Indonesia itu memikirkan nasib dan masa depan bangsa mereka.

Bukit Menumbing adalah tempat pengasingan Bung Karno, Bung Hatta, Haji Agus Salim. Ia terletak di Kota Mentok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung.

Wisma Menumbing yang terletak di Bukit Menumbing setinggi 445 meter dari permukaan laut itu didirikan pada tahun 1927 adalah tempat bersejarah kerana menjadi tempat pengasingan Presiden Soekarno dan para tokoh republik.

Antaranya Muhammad Hatta,Mr A G Pringgodigdo, Mr Assaat, Komodor Udara S Suryadarma yang diasingkan pada 22 Disember 1948,Mr Moh Roem dan Mr Ali Sastroamidjojo yang diasingkan dari Yogyakarta ke Menumbing pada 31 Disember 1948 dan Bung Karno dan Haji Agus Salim yang diasingkan dari Kota Prapart Sumatera ke Bangka pada 6 Februari 1949.

Namun sebenarnya harapan agak tipis untuk sampai ke Menumbing tepat pada waktunya. Bukit itu ditutup untuk kunjungan pada waktu malam. Bagaimanapun, kami tetap meneruskan perjalanan ke Mentok, tiga jam dari Kota Pangkal Pinang, Ibu Kota Provisnsi Bangka Belitung.

Sepanjang perjalanan itu, saya menyaksikan puluhan desa dan rumah-rumah penduduk, antaranya ada yang berusia ratusan tahun. Saya sempat puluhan masjid di sepanjang jalan. Juga orang kampung yang membawa senapanng angin di bahunya untuk menembak burung atau tupai.

Saya menyaksikan orang kampung yang masih setia mandi di kali, juga lori-lori yang mengangkut buah kelapa sawit sebagai petanda wujudnya ladang sawit di pulau itu selain pokok getah.

Mentok sendiri terkenal sebagai daerah penghasil timah yang terbesar di Bangka. Pulau Bangka Belitung pula terkenal sebagai pengeluar timah kedua terbesar di dunia.

Mentok adalah sebuah kota yang berusia lebih tiga abad dan merupakan kota tua yang sarat dengan sejarah. Mentok masih mewariskan seni budaya dan tradisi Melayu yang kental dan masih terpelihara dengan baik.

Mentok atau selalu juga dieja Muntok didirikan pada tahun 1733. Bangka maju kerana menjadi pengeluar timah dan menjadi kota pelabuhan dagang paling sibuk pada masa itu.

Banyak peninggalan sejarah di kota ini. Bukan saja terkenal kerana pengeluar timah tetapi juga adat budaya Melayu yang masih lestari di kota Mentok.Khabarnya orang-orang disana berasal dari Siantan. Masih ada pula suku-suku yang tidak dikenal asal-usulnya. Semakin menarik kerana satu masa dulu, Mentok selalu menjadi tumpuan kerana terkenal dalam dunia Melayu abad ke 18 hinggalah abad ke-20.

Akhirnya kami sampai juga di Mentok. Senja mulai mendakap kota itu.Tak ada yang dapat dilakukan untuk menjejaki peninggalan Bung Karno dan Bung Hatta di Bukit Menumbing itu. Kami terus saja memarkir kereta di Musholla As Salam dan menunaikan solat Maghrib.